Monday, April 26, 2010

kaca atau permata

hujan petang
tampil bersaksi
megah aku menggenggam sebutir permata
tekad menjulangnya tinggi-tinggi
biar dijamah sisa-sisa sinar mentari
yang singgah di bucu permata yang membias
terbit menjadi pelangi

pujuk tubuh yang muak berdiri
mengesot ke ekor pelangi
hujungnya ada lopak-lopak air jujur
cermin diri
bungkam aku nampak aku
menangis sendiri
tangannya dihiris kaca